Potensi pariwisata di kecamatan Cangkuang
Cangkuang adalah salah satu dari kecamatan-kecamatan yang ada di
kabupaten Bandung. Kecamatan Cangkuang memiliki tujuh desa diantaranya desa Ciluncat,
Pananjung, Tanjungsari, Bandasari, Cangkuang, Jatisari, dan Nagrak.Cangkuang termasuk kecamatan
yang memiliki banyak tempat rekreasi gratis, atraksi budaya,usaha perikanan air tawar,
pertanian, dan tempat produksi usaha masyarakat. Hal tersebut menjadi andalan yang
patut dijadikan satu tujuan wisata di kabupaten Bandung. Pengembangan industri pariwisata
di wilayah Cangkuang mempunyai masa depan yang cerah, mengingat banyak potensi objek wisata alam,
usaha perikanan air tawar, pertanian, tempat produksi usaha masyarakat, dan budaya
yang pantas dijual di pasaran lokal maupun internasional. Untuk bisa menuju kecamatan Cangkuang bisa ditempuh satu
jam setengah dari pusat kota Bandung. Untuk masuk ke wilayah Cangkuang,
akses jalan sudah memadai dan bisa digunakan oleh kendaraan bermotor. Di
kawasan Cangkuang terdapat tempat rekreasi yaitu bukit Panyaungan yang berada di
perbatasan desa Nagrak dan desa Jatisari. Bukit
ini bisa menjadi tempat relaksasi dengan biaya yang cukup murah.Tempat ini bisa ditempuh melalui rute yang paling mudah bisa melalui jalan Banjaran-Kamasan . Di
tempat ini terdapat saung untuk bersantai. Warga desa Nagrak selain memiliki usaha pertanian juga memiliki beragam kegiatan usaha .Selain menyediakan tempat rekreasi dan tempat perbelanjaan,
masyarakat di kecamatan Cangkuang menyuguhkan atraksi budaya yaitu budaya kuda lumping
yang sering diadakan ketika ada hajatan, sunatan, dan lain sebagainya. Masyarakat Cangkuang sering mengadakan atraksi budaya kuda
lumping di sekitaran jalanten jolaya-Ciluncat, di
jalan tersebut banyak masyarakat tumpah ruah untuk menyaksikan atraksi budaya tersebut meskipun sedikit menimbulkan kemacetan.
Untuk dapat menarik perhatian wisatawan untuk mengunjungi kecamatan Cangkuang diperlukan peran serta dari semua pihak,
baik itu pemerintah, generasi muda, masyarakat, pengusaha
(pelaku industri pariwisata). Kita
harus bersaing dengan teknologi. Memanfaatkan teknologi sebagai suatu kesempatan. Kita
harus memanfaatkan hal-hal positif dari adanya globalisasi. Dalam Permenpan Nomor 83
tahun 2012 tentang pedoman Pemanfaatan Media
Sosial Instansi Pemerintah menyatakan bahwa, penggunaan media social
telah membentuk dan mendukung cara baru dalam berkomunikasi, berinteraksi,
dan berkolaborasi. Caranya, kita bisa memanfaatkan sarana media sosial dalam mempromosikan tempat rekreasi, kebudayaan, dan tempat perbelanjaan di
wilayah ini karena kebanyakan lapisan masyarakat Indonesia banyak meghabiskan waktu dengan membuka
media sosial seperti facebook, twitter, instagram, BBM (Black Berry Messenger),
youtube, whatsapp dan line. Promosi melalui media sosial bisa dalam bentuk pembuatan konten-konten
yang menarik dan meng-upload gambar ke ranah dunia maya. Promosi melalui media
sosial secara online jauh lebih luas ketimbang promosi wisata secara konvensional. Promosi ini lebih efektif dan tidak menelan biaya besar.
Jelas sekali bahwa smart people harus lebih unggul dari smartphone, khususnya bagi semua pihak, baik itu pemerintah, generasi muda, masyarakat,
dan pengusaha (pelaku industri pariwisata) harus bisa memanfaatkan arus globalisasi ini menjadi hal
yang positif. Kita bisa mempromosikan daerah Cankuang melalui pemanfaatan
smartphone/handphone, menggiatkan penggunaan media
sosial.
No comments:
Post a Comment