Bahasa
Sunda
PART I
Oleh:
Fauji Imamul Arifin
Di dalam tulisan ini,
dijelaskan setiap kosa kata bahasa Sunda yang sangat memungkinkan untuk mempermudah
para pembaca dalam mempelajari bahasa sunda dan mempermudah dalam mengetahui
kosa kata yang mungkin sedikit asing di telinga kita. Kosa kata bahasa Sunda tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Macam-macam kosa kata “cara berjalan” dalam bahasa Sunda
Kosa
kata di sini mengenai macam-macam caraberjalan dalam bahasa Sunda. Adapun kosa
katanya yaitu:
·
Boyot:
Berjalan dengan lambatnya
·
Deog/pengkor:
Berjalan dengan tidak seimbang
dikarenakan kaki sebelahnya lebih pendek.
·
Dohot-dohot:
Berjalan dengan pelan-pelan sambil semu
jongkok.
·
Egang/Egol:Berjalan
seperti orang yang baru saja disunat.
·
Gonjleng:
Cara jalan wanita sambil
menggerak-gerakkan tubuhnya, untuk menarik perhatian laki-laki (jantan)
·
Ingkud-ingkudan:
Berjalan tidak sempurna dikarenakan
sakit kaki.
·
Jingkrung:
Berjalan tidak sempurna dikarenakan
sakit kaki.
·
Jarigjeug:
Berjalan dengan tidak seimbang, semu
akan jatuh
·
Jumarigjeug:
Berjalan dengan tidak seimbang, semu
akan jatuh
·
Jingjet:
Berjalan semu susah melangkah karena
cacat kaki atau pake celana/samping tidak sama panjangnya.
·
Kepoh:
Brjalan tidak sempurna karena lutut
saling bersentuhan (seperti huruf X)
·
Kukurubutan:
Berjalan sedikit membungkuk menyusuri
semak belukar
·
Moyongkod:
Berjalan lancar sambil membungkuk karena
malu
·
Mongkoy:
Berjalan lancar sambil membungkuk karena
malu
·
Narabas:
Berjalan di tempat banyak sampah tidak
memperhatikan duri.
·
Neker:
Berjalan di tempat yang sangat menanjak
·
Neleden:
Berjalan anak kecil yang membuat lucu
·
Nelenyeng:
Berjalan yang asalnya biasa/pelan-pelan
tiba-tiba cepat
·
Niliktik:
Cara berjalan anak kecil yang baru bisa
berjalan cepat, berjalan ke sana ke mari (tidak seimbang)
·
Nolog:
Berjalan (karena tidak hati-hati) pada
kondisi gelap.
·
Noyod:
Berjalan mengikuti kehendak sendiri,
tidak memperdulikan apapun.
·
Ngabadaus:
Berjalan (semu cepat) tidak memperhatikan
sekitarnya
·
Ngabangbeos:
Berjalan (semu cepat) tidak
memperhatikan sekitarnya.
·
Mengpeos:
Berjalan tidak melihat-lihat dulu
(biasanya karena ada kekesalan)
·
Ngadaligdeug:
Berjalan seperti orang yang mabuk.
·
Ngadigleu:
Berjalan pelan, sedikit berat melangkah
·
Ngagegot:
Cara berjalan wanita sambil
menggerak-gerakkan pantatnya.
·
Ngagiyet:
Cara berjalan wanita sambil
menggerak-gerakkan pantatnya.
·
Ngagilincing:
Sebutan untuk orang yang berjalan tanpa
membawa apapun.
·
Ngagiplek:
Cara berjalan wanita gemuk, pantatnya
sambil lengak lengok
·
Ngalejeg:
Berjalan-jalan di depan orang lain
sembari marah
·
Lajag-lejeg:
Berjalan-jalan di depan orang lain
sembari marah
·
Ngincid:
berjalan cepat (sendirian)
·
Ngiciprit:
Berjalan waktu hujan atau ketika banyak
air hujan
·
Nyelengceng:
Berjalan cepat sendirian (untuk
mendahului orang)
·
Nyerenteng:
Berjalan cepat sendirian (untuk
mendahului orang)
·
Nyirinting:
Berjalan sambil sedikit berlari
mendekati orang lain (sambil marah)
·
Rarampeolan:
Berjalan sedikit lemas (ketika mabuk)
·
Sasampoyongan:
Berjalan ke sana ke mari tidak seimbang
(biasanya yang sedang mabuk)
·
Seseleket:
Berjalan ke sana ke mari tidak seimbang
(biasanya yang sedang mabuk)
·
Tonggoy:
Berjalan tanpa melihat-lihat, tidak
memperdulikan orang yang sedang menyapanya
·
Turugtug:
Berjalan cepat di tempat yang menurun
2.
kosa
kata yang menunjukkan pada “tata cara orang berjalan banyakan”
Kosa
kata di sini mengenai macam-macam tata cara berjalan secara banyakan (lebih
dari satu orang) dalam bahasa Sunda. Adapun kosa katanya, yaitu:
·
Ngabring:
Berjalan berbarengan (banyakan)
·
Ngabrul: Keluar atau pergi berbarengan
·
Ngaburudul:
Keluar dari satu tempat (banyakan)
·
Ngaleut:
Berjalan berbarengan (orangnya lebih
banyak dari pada “ngabring”)
·
Ngatay:
Berjalan berbarengan (orangnya lebih
banyak dari pada “ngabring”)
·
Ngeungkeuy:
Berjalan berbarengan (orangnya lebih
banyak dari pada “ngabring”)