Friday, January 20, 2017

Penelitian tentang Subtitle Film



ANALISIS TERJEMAHAN PADA FILM “Madagaskar 3”
(Kajian tentang metode  terjemahan)


  MINI RESEARCH                                                                                                                              diajukan sebagai tugas Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Research on Translation di jurusan      
Bahasa Inggris semester V dengan dosen pengampu                                                                                
                                        Cipto Wardoyo, S.S., M.Pd.

Oleh

Fauji Imamul Arifin
NIM3145040028                                                                                                                   JURUSAN BAHASA INGGRIS (SEMESTER V)                                                                               



 







FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA                                                     UNIVERSITAS ISLAM NEGERI                                                                                      “SUNAN GUNUNG DJATI”                                                                                           BANDUNG                                                                                                                                   2016

BAB I
  PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh para pembaca yang memahami bahasa target yang penerjemah inginkan. Menurut Catford (1969) Penerjemahan adalah “the replacement of textual material in one language by equivalent textual material in another language” (penggunaan bahasa teks dalam bahasa sumber dengan bahasa teks yang sepadan dalam bahasa sasaran)
Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna film-film barat yang menggunakan bahasa Inggris.Dengan demikian penerjemahan sangat diperlukan untuk pembuatan teks terjemahan (subtitle) film. Terjemahan biasanya digunakan untuk mentransfer teks bahasa sumber tertulis atau lisan kedalam teks setara target secara tertulis ataupun bahasa secara lisan. Secara umum tujuan penerjemahan  adalah untuk memproduksi berbagai jenis teks, termasuk agama, teks sastra, ilmiah danteks filosofis. Singkatnya, proses membuat teks terjemahan (subtitling) adalah jenis terjemahan film yang membantu penonton untuk memahami film. Hal ini didukung oleh Gambier yang mengatakan bahwa:
“Subtitling is one of two possible methods for providing the translation of a movie dilaogue, where the original dialogue soundtrack is left in place and the translation is printed along the bottom of the film (1993: 276).”
Dengan kata lain subtitling adalah terjemahan dialog film yang di tuliskan di bagian bawah pada film tersebut. Seperti halnya sulih suara, tujuan „subtitling‟ adalah membantu pemirsa untuk menikmati sebuah film, apakah itu film dokumenter atau cerita, drama, aksi, dan lain-lain. Pakar lain, Betty White, mengatakan

subtitling is the translation ofthe spoken language (source language) of a television program or film into target language.The translated text usually appears in two lines at the bottom of the screen”(file:///G:/subtitling/eotvsection.php.htm updated./04/01/2011).

Meskipun teks terjemahan (subtitle) pada umumnya terdapat dalam sebuah film, proses membuat teks terjemahan (subtitling) belum banyak diteliti dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti sejauh mana terjemahan dalam subtitle film “Madagaskar 3” sudah memenuhi kriteria dari suatu terjemahan yang baik, terutama tentang prosedur yang digunakan  dalam subtitling. Secara khusus penelitian ini menganalisis penerapan prosedur penerjemahan yang terdapat pada film “Madagaskar3” yang menceritakan tentang keempat hewan kebun binatang Amerika yang melakukan perjalanan dari Afrika menuju Amerika; Alex (si singa), marty (Si kuda), Gloria (Si kuda nil), dan Melman (Si jerapah)mereka melakukan perjalanan hingga bertemu dengan rombongan klub sirkus Vitaly (Si singa Rusia), dan kawan-kawan dan melakukan aktivitas sirkus bersama dengan para pemain klub sirkus dan melakukan atraksi untuk setiap kota-kota di Negara besar.

1.2            Batasan Masalah
Penelitian ini hanya akan menganalisis prosedur yang digunakan untuk menerjemahkan kalimat atau kata dari dialog dalam film “Madagaskar3” (seperti yang disarankan oleh Nida dan Taber (1969: 12) yang menyatakan bahwa,”menerjemahkan terdiri dari mereproduksi bahasa penerima sealami mungkin dengan pesan yang terkandung  dalam bahasa sumber, yang pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal gaya.” Sementara itu, prosedur penerjemahan yang digunakan dalam film “Madagaskar3” terbagi menjadi beberapa jenis prosedur yang dianalisis antara lain prosedur penerjemahan secaraParafrase,Imitasi, Transkripsi, Kesepadanan, Pemampatan, Desimasi, Penghapusan , PenjinakanTransfer,Angkat tangan dan Ekspansi.

1.3            Identifikasi Masalah
Penelitian ini mencoba untuk menjawab  pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.      Prosedur penerjemahan apa yang digunakan oleh penerjemah dalam subtitling dialog dari film “Madagaskar3”?

1.4            Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui prosedur yang digunakan oleh penerjemah dalam subtitling dialog dari film “Madagaskar3”


1.5            Objek dan Metode Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah subtitle film yang berjudul “Madagaskar3” yang dilihat dari aspek prosedur penerjemahan ,pembuatan subtitling dan kriteria yang telah sejalan dengan para pakar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Metode ini bertujuan memberikaan deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data serta hubungan fenomena yang diteliti.Data yang diperoleh dari penelitian meliputi kata, frase, atau kalimat.
            Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.      Menonton film Madagaskar3 ini dengan maksud untuk bisa lebih memahami keseluruhan isi cerita film melalui naskah film dan subtitle.
b.      Mencari naskah film Madagaskar3 di Internet.
c.       Mentranskripsi subtitle versi Indonesia pada film Madagaskar3.
d.      Membaca dan membandingkan naskah versi bahasa inggris dengan subtitle versi bahasa Indonesia pada film Madagaskar3
e.      Memilih sampel data untuk dianalisis dengan menggunakan metode sampel acak. Maksudnya adalah mengambil data dari subtitle tidak berurutan berdasarkan nomer sesi dialog subtitle yang ada di film yang diteliti.
f.        Mengklasifikasikan data yang dianalisis satu persatu ke dalam prosedur penerjemahan yang terbagi menjadi Literal, Transferensi, Naturalisasi, Padanan Budaya, Kesepadanan (Equivalence), Terjemahan Langsung, Reduksi dan Ekspansi.
g.      Menyandingkan versi bahasa sumber (bahasa inggris) dengan versi bahasa sasaran (bahasa Indonesia)
h.      Menganalisis dan mengidentifikasi prosedur penerjemahan yang terdapat dalam data.







BAB II
Landasan Teori
Hakekat terjemahan
Berbagai definisi telah diberikan oleh berbagai ahli mengenai istilah terjemahan(translation).Definisi terjemahan yang paling sering dikutip dalam penelitian atau kajianterjemahan adalah definisi yang dikemukakan oleh Catford (1965), Nida dan Teber (1974) danLarson (1984). Catford (1965: 1) menekankan pada medium yakni melihat melihat terjemahansebagai pengalihan bahasa dan mendefinisikan terjemahan sebagai “an operation performedon language: a process of substituting a text in one langauge for a text in another”. Nida danTeber (1974) lebih menekankan pada pesan dan mengemukakan bahwa terjemahan adalahupaya mengungkapkan kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasatarget dengan menggunakan padanan yang wajar dan terdekat. Kesulitan-kesulitan dalam subtitling

Sebagaimana dipaparkan di atas, subtitling adalah suatu penerjemahan yang cukuprumit.Ada beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi oleh penerjemah.Dari segi bahasa dan budaya, kesulitan yang mungkin dihadapi adalah dalam hal acuan kultural, idiom, permainankata, sindiran humor dan makna pragmatik.Kesulitan dalam acuan budaya yang mungkin timbul adalah kadang penerjemah tidak tahu kebiasaan budaya dari bahasa sumber.Begitupula dengan kesulitan idiom dan permainan kata.Sering kali idiom sulit untuk diterjemahkandan kadang penerjemah sulit mencari padanan dalam permainan kata-kata tertentu.Selanjutnyasindiran humor dan makna pragmatik juga menjadi kesulitan tersendiri bagi penerjemah.Terkadang sindiran humor yang halus sering luput dari mata awas penerjemah.Atau, kadangsulit sekali mencariterjemahannya karena sindiran humor tersebut terkait dengan budayabahasa sumber.



Strategi-strategi dalam subtitling

Sugeng Haryanto (2005: 103) memaparkan ada 11 strategi yang dapat digunakan olehpenerjemah dalam menerjemahkan film. Strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penambahan (expansion)
Penambahan mengandung maksud penambahan keterangan di terjemahannya, misalnyakalimat That‟s in the dead-duck day diterjemahkan menjadi “Itu terjadi di bebek mati (hari
itu seekor bebek mati kena lemparan rotiku)”.
b. Parafrase (paraphrase)
Pada strategi ini, penerjemah menerangkan bagian dari kalimat sesuai denganpengertiannya sendiri. Misalnya, Turn back no longer di terjemahkan menjadi “Jangan lagimelihat masa lalu”.
c. Transfer (transfer)
Transfer adalah penerjemahan harfiah, apa adanya, tidak ada keterangan tambahan, tidakada pengubahan sudut pandang, dan tidak ada penafsiran yang berani. Misalnya, Turnback no longer diterjemahkan menjadi “Jangan lagi melihat-melihat ke belakang”.
d. Imitasi (imitation)
Imitasi adalah suatu stratgei di mana penerjemah menulis ulang kata dalam naskah asliapa adanya, biasanya untuk nama orang atau nama tempat.
e. Transkripsi (transcription)
Strategi ini dilakukan dengan cara menulis ulang penggunaan tertentu untuk memenuhifungsi tekstual akan bagaimana bahasa tersebut digunakan. Sebagai contoh, carapengucapan sebuah kalimat di dalam naskah asli dapat dicerminkan di dalam subtitling.
f. Pemampatan (condensation)
Strategi pemampatan dilakukan dengan cara naskah asli diringkas untuk mneghilangkanucapan-ucapan yang menurut subtitler tidak begitu penting. Namun demikian,pemampatan terjemahan bisa membuat hilang efek pragmatik padahal maksud asli naskahatau tokoh harus tersampaikan.
g. Desimasi (desimation)
Desimasi adalah pemampatan yang ekstrem. Biasanya dilakukan untuk menerjemahkantokoh yang sedang bertengkar hebat dengan kata-kata yang cepat.
h. Penghapusan (deletion)
Strategi ini mengandung maksud bahwa sebagian naskah asli dihapus dari terjemahannyakarena dipercaya bahwa bagian itu hanya tambahan yang tidak perlu. Perbedaanpemampatan dan penghapusan adalah dalam pemampatan, tidak ada bagian yangdihilangkan, hanya dimampatkan sedangkan dalam penghapusan ada bagian yang dipotong.
i. Penjinakan (taming)
Taming
digunakan untuk menerjemahkan kata-kata yang kasar sehingga menjadi kata-katayang bisa diterima oleh pemirsa.
j. Angkat tangan (resignation)
Resignation
dilakukan ketika tidak ditemukan solusi penerjemahannya dan makna punikut hilang atau dengan kata lain „tidak diterjemahkan‟.

BAB III
Metodologi
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Penelitian kualitatif bersifat deskriptif,artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angkaangka.Kesesuaian ciri pendekatan kualitatif dengan penelitian ini juga terletak pada wujuddata yang dimiliki.Data dalam penelitian ini berupa unit terjemahan yang berwujud bentukbentuk lingual (kata, frasa dan klausa).

Prosedur penelitian
a. Objek penelitian
Objek penelitian ini berupa terjemahan film Madagascar3berbahasa Inggrissebagai teks sumber dan subtitling (terjemahan film) Madagascar3 dalam bahasaIndonesia sebagai teks target
b. Sajian data dan cara pengumpulan dataKorpus data dalam kajian terjemahan ini adalah korpus bilingual pararel yang terdiridari teks lisan (bahasa sumber) yang diucapkan oleh para tokoh dalam film Madagascar3 dan versi terjemahannya (subtitling) sebagai bahasa target. Data dalam penelitian inibersifat kualitatif kategorikal dengan pengertian bahwa data yangdikumpulkan berwujudnon-angka berupa bentuk-bentuk lingual yang dikelompokkanberdasarkan kategoritertentu. Wujud data penelitian ini berupa representasi makna subtitling sebagai unitterjemahan dalam bentuk-bentuk lingual yang terdapat dalam teks sumber danterjemahannya dalam teks target. Pengertian “unit terjemahan” dalam penelitian ini adalahberkisar dari kata, melalui kolokasi, sampai pada klausa.







Bab IV
Hasil Penelitian
      Strategi penerjemahan film Madagascar 3

a. Penambahan (expansion)
Berikut ini disajikan contoh terjemahan yang menggunakan strategi penambahan
atau expansion.
Bsu: It's Monte Carlo or bust.
Bsa: “Ke Monte Carlo atau kita meledak.”
Pada contoh kalimat yang pertama yakni kalimat “It's Monte Carlo or bust.” dan diterjemahkan menjadi ““Ke Monte Carlo atau kita meledak”.Di sini kita lihat bahwa penerjemah menambahkan suatu keterangan tambahan yakni kata “kita”. Hal ini dilakukan karena untuk tidak membuat jadi bingung ketika diterjemahkan dengan kata lain penambahan ini berguna dalam informasi tambahan.

b. Parafrase (paraphrase)
Berikut ini contoh strategi paraphrase
Raja Juliet :O Melman, Melman. Wherefore are thou Melman
Raja
Juliet : Melman, O Melman. Mengapa namamu Melman
strategi parafrase terlihat pada kalimat “Whereforth are you Melman” yang diterjemahkan menjadi “Mengapa namamu Melman”. Kalimat Whereforth are you Melman sama maksudnya dengan Why are you Melman. Namun dalam konteks ini penerjemah menerjemahkannya dengan memparafrasekan
kalimat tersebut menjadi “Mengapa namamu Melman”.
c. Transfer (Transfer)
Berikut ini contoh strategi transfer
Bsa:
What are we doing?
Bsa:
Apa yang kita lakukan ?
Pada kalimat-kalimat yang digarisbawahi, terlihat jelas bahwa penerjemah menerjemahkan kalimat-kalimat tersebut secara harfiah, apa adanya, tidak ada keterangan tambahan, tidak ada pengubahan sudut pandang dan tidak ada penafsiran yang berani.
D.Imitasi (Immitation)
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh strategi imitasi.
Bsu:
Alex, what was your wish?
Bsa:
Alex, apa harapanmu ?
Dari contoh-contoh di atas, pada bahasa sumber terdapat kata-kata yang merupakan nama orang dan nama tempat. Untuk nama orang terlihat adanya kata “Alex”.Kemudian penerjemah menerjemahkan kata-kata tersebut dengan menulis ulang apa adanya ke dalam bahasa sasaran, tanpa ada perubahan apapun baik secara lafal maupun tulisan. Kata-kata tersebut oleh penerjemah diterjemahkan persis seperti dalam bahasa sumber, yakni menjadi “Alex”.


e. Transkripsi (Transcription)
Strategi transkripsi ini dilakukan dengan cara menulis ulang penggunaan tertentu
untuk memenuhi fungsi tekstual akan bagaimana bahasa tersebut digunakan. Akan tetapi,dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya penggunaan strategi transkripsi.
f. Pemampatan (Condensation)
Bsu
Gloria:Yeah, they're probably bored out of their minds!
Bsa
Gloria:Ya, mereka mungkin saja bosan!
Strategi kondensasi atau pemampatan dilakukan dengan cara meringkas kalimatkalimat atau ucapan-ucapan yang dianggap tidak begitu penting. Pada contoh kalimat yang pertama kita lihat bahwa penerjemah memampatkan kalimat bored out of their minds!  Menjadi “Bosan”, jika terjemahkan secara word per word maka kata-kata nya menjadi rancu maka dilakukan proses pemapatan.
g. Desimasi (Desimation)
di dalam subtitle film ini tidak ditemukan adanya gejala desimasi.
desimasi terlihat jelas manakala penerjemah menerjemahkan kata-kata atau kalimat yang mana terjadi pemampatan yang cukup ekstrem.

h. Penghapusan (Deletion)
Berikut contoh terjemahan dengan strategi penghapusan.
Bsu:
Alex:Was that the sound of my HP printer printing?
Bsa:
Alex: Apa itu suara printerku ?

Bsu:
Melman, Gloria, and  Marty :  Yeah. From memory! From crazy, obsessive memory.
Bsa:
Melman, Gloria, dan  Marty :  Ya, dari ingatan kami ! Dari ingatan gila kami.
Pada contoh di atas, penerjemah sengaja menghilangkan Kata “printing”dan kata “Obsessive”pada terjemahannya. Kata tersebut mmerupakan penjelas dari kata “Printer”  begitupun juga kata “obsessive” sebagai penjelas kata “Crazy” sehingga membentuk kata yang sama memiliki arti tapi tidak sama dalam bentuk jadi untuk membuat penerjemahan menjadi ringkas, padat dan jelas maka dicari kata yang bisa mewakili.





i. Penjinakan
Berikut ini contoh strategi penjinakan.

Bsu:
Marty :That is roach-killing ugly!
Bsa:
Marty: Itu wanita yang teramat sangat jelek !
Baik contoh kalimat pertama dan kedua, keduanya-duanya diucapkan pada situasi dimana penuturnya sedang marah hebat.Kemudian penerjemah menerjemahkan ucapan-ucapan tersebut dengan strategi penjinakan agar lebih berterima di budaya sasaran. Secara harfiah, pada kalimat pertama dapat diterjemahkan menjadi, “Itu adalah kecoa yang benar-benar jelek”, kalimat ini benar-benar sangat menghina dengan berlebihan dan tidak pantas jika kata “kecoa” diterrjemahkan kedalam bahasa sasaran karena kurang diterima kata terseabut dalam bahasa sasaran dan juga kondisinya film ini untuk anak-anak.
Dari hasil penelitian mengenai metode yang digunakan pada subtitle film “Madagascar 3”, maka didapatkan data berikut ini dengan rincian metode transfer kemudian diikuti oleh metode penambahan dan metode imitasi yang sering digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan subtitle film ke dalam bahasa sasarannya.       


Kesimpulan

Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh para pembaca yang memahami bahasa target yang penerjemah inginkan. subtitling adalah terjemahan dialog film yang di tuliskan di bagian bawah pada film tersebut. Seperti halnya sulih suara, tujuan „jadi subtitling‟ adalah membantu pemirsa untuk menikmati sebuah film, apakah itu film dokumenter atau cerita, drama, aksi, dan lain-lain.Khusus dalam penelitian ini memfokuskan pada metode-metode penerjemahan dalam menerjemahkan film “Madagascar3” menuju bahasa sasarannya (bahasa Indonesia).
Dari hasil penelitian mengenai metode-metode yang digunakan oleh penerjemah ini dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian mengenai metode yang digunakan pada subtitle film “Madagascar 3”, maka didapatkan data berikut ini dengan rincian metode transfer dengan persentasenya  54,54% kemudian diikuti oleh metode penambahan  dengan persentase 11,93 % dan metode imitasi dengan persentasenya 10,79% yang sering digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan subtitle film ke dalam bahasa sasarannya. Metode tersebut digunakan karena berdasarkan kondisi yang ada dan berdasarkan kepada kesesuaian makna yang berasal dari bahasa sasaran yang sesuai dengan makna pada bahasa sasaran yang dituju oleh penerjemah.









Daftar Pustaka

Dwi Hastuti, Endang dkk. 2011.Analisis Terjemahan Film Inggris - Indonesia:Studi Kasus Terjemahan Film “Romeo And Juliet”(Kajian Tentang Strategi Penerjemahan). Sukoharjo: Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUnivet Bantara Sukoharjo (Diakses pada tanggal 4 bulan desember tahun 2016).
Gambier, Yves. 1993. “Audio Visual Communication: Typological Detour”.Teaching
Translation and Interpreting 2.Philadelphia: John Benjamin.
Haryanto, Sugeng. 2005. “Subtitling: Di antara Keterbatasan Bahasa-Budaya dan Media”.
Collection of International Conference on Translation:Translation, Discourse and
Culture. Program Pascasarjana: UNS.
Nida, Eugene and Charles Taber. 1974. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J.
Brill.
White, Betty. 2008. “Subtitling: The Museum of Broadcast Communication”. Translation
Journal, URL: http://accurapid.com/journal/32film.htm. updated on:4/12/2016.
/

No comments:

Post a Comment

Persamaan Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia

Persamaan Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia           Banyak dari kosakata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari...