ANALISIS TERJEMAHAN PADA FILM “Madagaskar
3”
(Kajian tentang metode terjemahan)
MINI RESEARCH
diajukan
sebagai tugas Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Research on Translation di
jurusan
Bahasa Inggris semester V dengan dosen pengampu
Cipto Wardoyo, S.S., M.Pd.
Oleh
Fauji Imamul Arifin
NIM3145040028
JURUSAN BAHASA INGGRIS (SEMESTER V)
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
“SUNAN GUNUNG DJATI”
BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Terjemahan
dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa
tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh
para pembaca yang memahami bahasa target yang penerjemah inginkan. Menurut
Catford (1969) Penerjemahan adalah “the
replacement of textual material in one language by equivalent textual material
in another language” (penggunaan bahasa teks dalam bahasa sumber dengan
bahasa teks yang sepadan dalam bahasa sasaran)
Terkadang
orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna film-film barat yang
menggunakan bahasa Inggris.Dengan demikian penerjemahan sangat diperlukan untuk
pembuatan teks terjemahan (subtitle) film. Terjemahan biasanya digunakan untuk
mentransfer teks bahasa sumber tertulis atau lisan kedalam teks setara target
secara tertulis ataupun bahasa secara lisan. Secara umum tujuan
penerjemahan adalah untuk memproduksi
berbagai jenis teks, termasuk agama, teks sastra, ilmiah danteks filosofis.
Singkatnya, proses membuat teks terjemahan (subtitling) adalah jenis terjemahan
film yang membantu penonton untuk memahami film. Hal ini didukung oleh Gambier
yang mengatakan bahwa:
“Subtitling
is one of two possible methods for providing the translation of a movie
dilaogue, where the original dialogue soundtrack is left in place and the
translation is printed along the bottom of the film (1993: 276).”
Dengan
kata lain subtitling adalah terjemahan dialog film yang di tuliskan di bagian
bawah pada film tersebut. Seperti halnya sulih suara, tujuan „subtitling‟
adalah membantu pemirsa untuk menikmati sebuah film, apakah itu film dokumenter
atau cerita, drama, aksi, dan lain-lain. Pakar lain, Betty White, mengatakan
“subtitling
is the translation ofthe spoken language (source language) of a television
program or film into target language.The translated text usually appears in two
lines at the bottom of the screen”(file:///G:/subtitling/eotvsection.php.htm
updated./04/01/2011).
Meskipun
teks terjemahan (subtitle) pada umumnya terdapat dalam sebuah film, proses
membuat teks terjemahan (subtitling) belum banyak diteliti dengan baik. Oleh
karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti sejauh mana terjemahan
dalam subtitle film “Madagaskar 3” sudah memenuhi kriteria dari suatu
terjemahan yang baik, terutama tentang
prosedur yang digunakan dalam
subtitling. Secara khusus penelitian ini menganalisis penerapan prosedur
penerjemahan yang terdapat pada film “Madagaskar3” yang menceritakan tentang keempat
hewan kebun binatang Amerika yang melakukan perjalanan dari Afrika menuju
Amerika; Alex (si singa), marty (Si kuda), Gloria (Si kuda nil), dan Melman (Si
jerapah)mereka melakukan perjalanan hingga bertemu dengan rombongan klub sirkus
Vitaly (Si singa Rusia), dan kawan-kawan dan melakukan aktivitas sirkus bersama
dengan para pemain klub sirkus dan melakukan atraksi untuk setiap kota-kota di
Negara besar.
1.2
Batasan Masalah
Penelitian
ini hanya akan menganalisis prosedur yang digunakan untuk menerjemahkan kalimat
atau kata dari dialog dalam film “Madagaskar3” (seperti yang disarankan oleh
Nida dan Taber (1969: 12) yang menyatakan bahwa,”menerjemahkan terdiri dari mereproduksi bahasa penerima sealami mungkin
dengan pesan yang terkandung dalam
bahasa sumber, yang pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal gaya.”
Sementara itu, prosedur penerjemahan yang digunakan dalam film “Madagaskar3”
terbagi menjadi beberapa jenis prosedur yang dianalisis antara lain prosedur
penerjemahan secaraParafrase,Imitasi, Transkripsi, Kesepadanan, Pemampatan, Desimasi,
Penghapusan , PenjinakanTransfer,Angkat tangan dan Ekspansi.
1.3
Identifikasi Masalah
Penelitian
ini mencoba untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Prosedur penerjemahan apa yang
digunakan oleh penerjemah dalam subtitling dialog dari film “Madagaskar3”?
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui prosedur yang
digunakan oleh penerjemah dalam subtitling dialog dari film “Madagaskar3”
1.5
Objek dan Metode Penelitian
Objek dari penelitian ini
adalah subtitle film yang berjudul “Madagaskar3” yang dilihat dari aspek
prosedur penerjemahan ,pembuatan subtitling dan kriteria yang telah sejalan
dengan para pakar.
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Metode ini bertujuan
memberikaan deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai data serta hubungan fenomena yang diteliti.Data yang diperoleh dari penelitian meliputi kata, frase, atau
kalimat.
Prosedur pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menonton film Madagaskar3 ini dengan
maksud untuk bisa lebih memahami keseluruhan isi cerita film melalui naskah
film dan subtitle.
b. Mencari naskah film Madagaskar3 di
Internet.
c. Mentranskripsi subtitle versi
Indonesia pada film Madagaskar3.
d. Membaca dan membandingkan naskah
versi bahasa inggris dengan subtitle versi bahasa Indonesia pada film Madagaskar3
e. Memilih sampel data untuk dianalisis
dengan menggunakan metode sampel acak. Maksudnya adalah mengambil data dari
subtitle tidak berurutan berdasarkan nomer sesi dialog subtitle yang ada di
film yang diteliti.
f.
Mengklasifikasikan
data yang dianalisis satu persatu ke dalam prosedur penerjemahan yang terbagi
menjadi Literal, Transferensi, Naturalisasi, Padanan Budaya, Kesepadanan
(Equivalence), Terjemahan Langsung, Reduksi dan Ekspansi.
g. Menyandingkan versi bahasa sumber
(bahasa inggris) dengan versi bahasa sasaran (bahasa Indonesia)
h. Menganalisis dan mengidentifikasi
prosedur penerjemahan yang terdapat dalam data.
BAB II
Landasan Teori
Hakekat
terjemahan
Berbagai definisi telah diberikan oleh berbagai ahli mengenai istilah terjemahan(translation).Definisi terjemahan yang paling sering dikutip dalam penelitian atau kajianterjemahan adalah definisi yang dikemukakan oleh Catford (1965), Nida dan Teber (1974) danLarson (1984). Catford (1965: 1) menekankan pada medium yakni melihat melihat terjemahansebagai pengalihan bahasa dan mendefinisikan terjemahan sebagai “an operation performedon language: a process of substituting a text in one langauge for a text in another”. Nida danTeber (1974) lebih menekankan pada pesan dan mengemukakan bahwa terjemahan adalahupaya mengungkapkan kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasatarget dengan menggunakan padanan yang wajar dan terdekat. Kesulitan-kesulitan dalam subtitling
Berbagai definisi telah diberikan oleh berbagai ahli mengenai istilah terjemahan(translation).Definisi terjemahan yang paling sering dikutip dalam penelitian atau kajianterjemahan adalah definisi yang dikemukakan oleh Catford (1965), Nida dan Teber (1974) danLarson (1984). Catford (1965: 1) menekankan pada medium yakni melihat melihat terjemahansebagai pengalihan bahasa dan mendefinisikan terjemahan sebagai “an operation performedon language: a process of substituting a text in one langauge for a text in another”. Nida danTeber (1974) lebih menekankan pada pesan dan mengemukakan bahwa terjemahan adalahupaya mengungkapkan kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasatarget dengan menggunakan padanan yang wajar dan terdekat. Kesulitan-kesulitan dalam subtitling
Sebagaimana dipaparkan di atas, subtitling adalah suatu penerjemahan yang cukuprumit.Ada beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi oleh penerjemah.Dari segi bahasa dan budaya, kesulitan yang mungkin dihadapi adalah dalam hal acuan kultural, idiom, permainankata, sindiran humor dan makna pragmatik.Kesulitan dalam acuan budaya yang mungkin timbul adalah kadang penerjemah tidak tahu kebiasaan budaya dari bahasa sumber.Begitupula dengan kesulitan idiom dan permainan kata.Sering kali idiom sulit untuk diterjemahkandan kadang penerjemah sulit mencari padanan dalam permainan kata-kata tertentu.Selanjutnyasindiran humor dan makna pragmatik juga menjadi kesulitan tersendiri bagi penerjemah.Terkadang sindiran humor yang halus sering luput dari mata awas penerjemah.Atau, kadangsulit sekali mencariterjemahannya karena sindiran humor tersebut terkait dengan budayabahasa sumber.
Strategi-strategi
dalam subtitling
Sugeng Haryanto (2005: 103) memaparkan ada 11 strategi yang dapat digunakan olehpenerjemah dalam menerjemahkan film. Strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penambahan (expansion)
Penambahan mengandung maksud penambahan keterangan di terjemahannya, misalnyakalimat That‟s in the dead-duck day diterjemahkan menjadi “Itu terjadi di bebek mati (hari
itu seekor bebek mati kena lemparan rotiku)”.
b. Parafrase (paraphrase)
Pada strategi ini, penerjemah menerangkan bagian dari kalimat sesuai denganpengertiannya sendiri. Misalnya, Turn back no longer di terjemahkan menjadi “Jangan lagimelihat masa lalu”.
c. Transfer (transfer)
Transfer adalah penerjemahan harfiah, apa adanya, tidak ada keterangan tambahan, tidakada pengubahan sudut pandang, dan tidak ada penafsiran yang berani. Misalnya, Turnback no longer diterjemahkan menjadi “Jangan lagi melihat-melihat ke belakang”.
d. Imitasi (imitation)
Imitasi adalah suatu stratgei di mana penerjemah menulis ulang kata dalam naskah asliapa adanya, biasanya untuk nama orang atau nama tempat.
Imitasi adalah suatu stratgei di mana penerjemah menulis ulang kata dalam naskah asliapa adanya, biasanya untuk nama orang atau nama tempat.
e.
Transkripsi (transcription)
Strategi ini dilakukan dengan cara menulis ulang penggunaan tertentu untuk memenuhifungsi tekstual akan bagaimana bahasa tersebut digunakan. Sebagai contoh, carapengucapan sebuah kalimat di dalam naskah asli dapat dicerminkan di dalam subtitling.
Strategi ini dilakukan dengan cara menulis ulang penggunaan tertentu untuk memenuhifungsi tekstual akan bagaimana bahasa tersebut digunakan. Sebagai contoh, carapengucapan sebuah kalimat di dalam naskah asli dapat dicerminkan di dalam subtitling.
f.
Pemampatan (condensation)
Strategi pemampatan dilakukan dengan cara naskah asli diringkas untuk mneghilangkanucapan-ucapan yang menurut subtitler tidak begitu penting. Namun demikian,pemampatan terjemahan bisa membuat hilang efek pragmatik padahal maksud asli naskahatau tokoh harus tersampaikan.
g. Desimasi (desimation)
Desimasi adalah pemampatan yang ekstrem. Biasanya dilakukan untuk menerjemahkantokoh yang sedang bertengkar hebat dengan kata-kata yang cepat.
Strategi pemampatan dilakukan dengan cara naskah asli diringkas untuk mneghilangkanucapan-ucapan yang menurut subtitler tidak begitu penting. Namun demikian,pemampatan terjemahan bisa membuat hilang efek pragmatik padahal maksud asli naskahatau tokoh harus tersampaikan.
g. Desimasi (desimation)
Desimasi adalah pemampatan yang ekstrem. Biasanya dilakukan untuk menerjemahkantokoh yang sedang bertengkar hebat dengan kata-kata yang cepat.
h.
Penghapusan (deletion)
Strategi ini mengandung maksud bahwa sebagian naskah asli dihapus dari terjemahannyakarena dipercaya bahwa bagian itu hanya tambahan yang tidak perlu. Perbedaanpemampatan dan penghapusan adalah dalam pemampatan, tidak ada bagian yangdihilangkan, hanya dimampatkan sedangkan dalam penghapusan ada bagian yang dipotong.
i. Penjinakan (taming)
Taming digunakan untuk menerjemahkan kata-kata yang kasar sehingga menjadi kata-katayang bisa diterima oleh pemirsa.
j. Angkat tangan (resignation)
Resignation dilakukan ketika tidak ditemukan solusi penerjemahannya dan makna punikut hilang atau dengan kata lain „tidak diterjemahkan‟.
Strategi ini mengandung maksud bahwa sebagian naskah asli dihapus dari terjemahannyakarena dipercaya bahwa bagian itu hanya tambahan yang tidak perlu. Perbedaanpemampatan dan penghapusan adalah dalam pemampatan, tidak ada bagian yangdihilangkan, hanya dimampatkan sedangkan dalam penghapusan ada bagian yang dipotong.
i. Penjinakan (taming)
Taming digunakan untuk menerjemahkan kata-kata yang kasar sehingga menjadi kata-katayang bisa diterima oleh pemirsa.
j. Angkat tangan (resignation)
Resignation dilakukan ketika tidak ditemukan solusi penerjemahannya dan makna punikut hilang atau dengan kata lain „tidak diterjemahkan‟.
BAB III
Metodologi
Jenis
penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Penelitian kualitatif bersifat deskriptif,artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angkaangka.Kesesuaian ciri pendekatan kualitatif dengan penelitian ini juga terletak pada wujuddata yang dimiliki.Data dalam penelitian ini berupa unit terjemahan yang berwujud bentukbentuk lingual (kata, frasa dan klausa).
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.Penelitian kualitatif bersifat deskriptif,artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angkaangka.Kesesuaian ciri pendekatan kualitatif dengan penelitian ini juga terletak pada wujuddata yang dimiliki.Data dalam penelitian ini berupa unit terjemahan yang berwujud bentukbentuk lingual (kata, frasa dan klausa).
Prosedur penelitian
a. Objek penelitian
Objek penelitian ini berupa terjemahan film Madagascar3berbahasa Inggrissebagai teks sumber dan subtitling (terjemahan film) Madagascar3 dalam bahasaIndonesia sebagai teks target
b. Sajian
data dan cara pengumpulan dataKorpus data dalam kajian terjemahan ini adalah
korpus bilingual pararel yang terdiridari teks lisan (bahasa sumber) yang
diucapkan oleh para tokoh dalam film Madagascar3 dan versi terjemahannya
(subtitling) sebagai bahasa target. Data dalam penelitian inibersifat
kualitatif kategorikal dengan pengertian bahwa data yangdikumpulkan
berwujudnon-angka berupa bentuk-bentuk lingual yang dikelompokkanberdasarkan
kategoritertentu. Wujud data penelitian ini berupa representasi makna subtitling
sebagai unitterjemahan dalam bentuk-bentuk lingual yang terdapat dalam teks
sumber danterjemahannya dalam teks target. Pengertian “unit terjemahan” dalam
penelitian ini adalahberkisar dari kata, melalui kolokasi, sampai pada klausa.
Bab IV
Hasil Penelitian
•
Strategi penerjemahan film Madagascar 3
a.
Penambahan (expansion)
Berikut ini disajikan contoh terjemahan yang menggunakan strategi penambahan
atau expansion.
Berikut ini disajikan contoh terjemahan yang menggunakan strategi penambahan
atau expansion.
Bsu: It's
Monte Carlo or bust.
Bsa: “Ke
Monte Carlo atau kita meledak.”
Pada contoh
kalimat yang pertama yakni kalimat “It's Monte Carlo or bust.” dan
diterjemahkan menjadi ““Ke Monte Carlo atau kita meledak”.Di sini kita lihat
bahwa penerjemah menambahkan suatu keterangan tambahan yakni kata “kita”. Hal
ini dilakukan karena untuk tidak membuat jadi bingung ketika diterjemahkan
dengan kata lain penambahan ini berguna dalam informasi tambahan.
b. Parafrase (paraphrase)
Berikut ini contoh strategi paraphrase
b. Parafrase (paraphrase)
Berikut ini contoh strategi paraphrase
Raja Juliet
:O Melman, Melman. Wherefore are thou Melman
Raja Juliet : Melman, O Melman. Mengapa namamu Melman
Raja Juliet : Melman, O Melman. Mengapa namamu Melman
strategi
parafrase terlihat pada kalimat “Whereforth are you Melman” yang
diterjemahkan menjadi “Mengapa namamu Melman”. Kalimat Whereforth are you
Melman sama maksudnya dengan Why are you Melman. Namun dalam konteks
ini penerjemah menerjemahkannya dengan memparafrasekan
kalimat tersebut menjadi “Mengapa namamu Melman”.
kalimat tersebut menjadi “Mengapa namamu Melman”.
c. Transfer (Transfer)
Berikut ini contoh strategi transfer
Bsa:
Berikut ini contoh strategi transfer
Bsa:
What are we doing?
Bsa:
Apa yang kita lakukan ?
Pada
kalimat-kalimat yang digarisbawahi, terlihat jelas bahwa penerjemah
menerjemahkan kalimat-kalimat tersebut secara harfiah, apa adanya, tidak ada
keterangan tambahan, tidak ada pengubahan sudut pandang dan tidak ada
penafsiran yang berani.
D.Imitasi (Immitation)
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh strategi imitasi.
Bsu:
Berikut ini akan disajikan beberapa contoh strategi imitasi.
Bsu:
Alex,
what was your wish?
Bsa:
Alex, apa
harapanmu ?
Dari
contoh-contoh di atas, pada bahasa sumber terdapat kata-kata yang merupakan nama
orang dan nama tempat. Untuk nama orang terlihat adanya kata “Alex”.Kemudian
penerjemah menerjemahkan kata-kata tersebut dengan menulis ulang apa adanya ke
dalam bahasa sasaran, tanpa ada perubahan apapun baik secara lafal maupun
tulisan. Kata-kata tersebut oleh penerjemah diterjemahkan persis seperti dalam
bahasa sumber, yakni menjadi “Alex”.
e.
Transkripsi (Transcription)
Strategi transkripsi ini dilakukan dengan cara menulis ulang penggunaan tertentu
untuk memenuhi fungsi tekstual akan bagaimana bahasa tersebut digunakan. Akan tetapi,dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya penggunaan strategi transkripsi.
Strategi transkripsi ini dilakukan dengan cara menulis ulang penggunaan tertentu
untuk memenuhi fungsi tekstual akan bagaimana bahasa tersebut digunakan. Akan tetapi,dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya penggunaan strategi transkripsi.
f.
Pemampatan (Condensation)
Bsu
Gloria:Yeah, they're probably bored out of their minds!
Gloria:Yeah, they're probably bored out of their minds!
Bsa
Gloria:Ya,
mereka mungkin saja bosan!
Strategi
kondensasi atau pemampatan dilakukan dengan cara meringkas kalimatkalimat atau
ucapan-ucapan yang dianggap tidak begitu penting. Pada contoh kalimat yang
pertama kita lihat bahwa penerjemah memampatkan kalimat bored out of their
minds! Menjadi “Bosan”, jika
terjemahkan secara word per word maka kata-kata nya menjadi rancu maka
dilakukan proses pemapatan.
g. Desimasi (Desimation)
di dalam subtitle film ini tidak ditemukan adanya gejala desimasi. desimasi terlihat jelas manakala penerjemah menerjemahkan kata-kata atau kalimat yang mana terjadi pemampatan yang cukup ekstrem.
h. Penghapusan (Deletion)
Berikut contoh terjemahan dengan strategi penghapusan.
di dalam subtitle film ini tidak ditemukan adanya gejala desimasi. desimasi terlihat jelas manakala penerjemah menerjemahkan kata-kata atau kalimat yang mana terjadi pemampatan yang cukup ekstrem.
h. Penghapusan (Deletion)
Berikut contoh terjemahan dengan strategi penghapusan.
Bsu:
Alex:Was
that the sound of my HP printer printing?
Bsa:
Alex: Apa
itu suara printerku ?
Bsu:
Melman,
Gloria, and Marty : Yeah. From memory! From crazy, obsessive
memory.
Bsa:
Melman,
Gloria, dan Marty : Ya, dari ingatan kami ! Dari ingatan
gila kami.
Pada contoh
di atas, penerjemah sengaja menghilangkan Kata “printing”dan kata “Obsessive”pada
terjemahannya. Kata tersebut mmerupakan penjelas dari kata “Printer” begitupun juga kata “obsessive” sebagai
penjelas kata “Crazy” sehingga membentuk kata yang sama memiliki arti
tapi tidak sama dalam bentuk jadi untuk membuat penerjemahan menjadi ringkas,
padat dan jelas maka dicari kata yang bisa mewakili.
i. Penjinakan
Berikut ini contoh strategi penjinakan.
Berikut ini contoh strategi penjinakan.
Bsu:
Marty :That is roach-killing ugly!
Bsa:
Marty: Itu wanita yang teramat sangat jelek !
Baik contoh
kalimat pertama dan kedua, keduanya-duanya diucapkan pada situasi dimana
penuturnya sedang marah hebat.Kemudian penerjemah menerjemahkan ucapan-ucapan
tersebut dengan strategi penjinakan agar lebih berterima di budaya sasaran.
Secara harfiah, pada kalimat pertama dapat diterjemahkan menjadi, “Itu adalah
kecoa yang benar-benar jelek”, kalimat ini benar-benar sangat menghina dengan
berlebihan dan tidak pantas jika kata “kecoa” diterrjemahkan kedalam bahasa
sasaran karena kurang diterima kata terseabut dalam bahasa sasaran dan juga
kondisinya film ini untuk anak-anak.
Dari hasil
penelitian mengenai metode yang digunakan pada subtitle film “Madagascar 3”, maka
didapatkan data berikut ini dengan rincian metode transfer kemudian diikuti
oleh metode penambahan dan metode imitasi yang sering digunakan oleh penerjemah
dalam menerjemahkan subtitle film ke dalam bahasa sasarannya.
Kesimpulan
Terjemahan
dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa
tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh
para pembaca yang memahami bahasa target yang penerjemah inginkan. subtitling adalah terjemahan dialog film yang
di tuliskan di bagian bawah pada film tersebut. Seperti halnya sulih suara,
tujuan „jadi subtitling‟ adalah membantu pemirsa untuk menikmati sebuah film,
apakah itu film dokumenter atau cerita, drama, aksi, dan lain-lain.Khusus dalam penelitian ini
memfokuskan pada metode-metode penerjemahan dalam menerjemahkan film
“Madagascar3” menuju bahasa sasarannya (bahasa Indonesia).
Dari hasil
penelitian mengenai metode-metode yang digunakan oleh penerjemah ini dapat
disimpulkan bahwa dari hasil penelitian mengenai metode yang digunakan pada
subtitle film “Madagascar 3”, maka didapatkan data berikut ini dengan rincian
metode transfer dengan persentasenya
54,54% kemudian diikuti oleh metode penambahan dengan persentase 11,93 % dan metode imitasi dengan
persentasenya 10,79% yang sering digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan
subtitle film ke dalam bahasa sasarannya. Metode tersebut digunakan karena
berdasarkan kondisi yang ada dan berdasarkan kepada kesesuaian makna yang
berasal dari bahasa sasaran yang sesuai dengan makna pada bahasa sasaran yang
dituju oleh penerjemah.
Daftar Pustaka
Dwi Hastuti, Endang dkk. 2011.Analisis Terjemahan Film Inggris - Indonesia:Studi Kasus
Terjemahan Film “Romeo And Juliet”(Kajian Tentang Strategi
Penerjemahan).
Sukoharjo: Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu
PendidikanUnivet Bantara Sukoharjo (Diakses pada tanggal
4 bulan desember tahun 2016).
Gambier, Yves. 1993. “Audio Visual Communication: Typological Detour”.Teaching
Translation
and Interpreting 2.Philadelphia:
John Benjamin.
Haryanto, Sugeng.
2005. “Subtitling: Di antara Keterbatasan Bahasa-Budaya dan Media”.
Collection of International Conference on Translation:Translation, Discourse and
Culture. Program Pascasarjana: UNS.
Collection of International Conference on Translation:Translation, Discourse and
Culture. Program Pascasarjana: UNS.
Nida, Eugene and Charles Taber. 1974. The Theory
and Practice of Translation. Leiden: E.J.
Brill.
White, Betty. 2008. “Subtitling: The Museum of Broadcast Communication”. Translation
Journal,
URL: http://accurapid.com/journal/32film.htm.
updated on:4/12/2016.
/
No comments:
Post a Comment