Thursday, September 28, 2017

CONTOH penerjemahan pada konteks sejarah



“Hurrah for Anarchy!” said Fischer, his voice ringing out strong and clear.
“Horay untuk anarki!” kata Fischer, ucapannya berbunyi dengan kerasnya.
“Hurrah for Anarchy!” echoed Engel still more loudly.
“Horay untuk anarki!”, ucap Engel dengan sangat keras.
There was a second’s pause. The four Anarchists were completely concealed in their shrouds and hoods. A Deputy Sheriff was tying the last fastening in Parson’s shroud; the others were ready.
Ada jeda waktu beberapa detik. Empat orang anarkhis tersembunyi dalam kejahatan. Wakil kepala polisi sedang mengikatkan jubbah Parson; yang lainnya sudah siap juga.
“This is the happiest moment of my life!” exclaimed Fischer.
“Ini merupakan momen yang paling menyenangkan dalam hidup saya!” seru Fischer.
Then Parson’s voice was heard. His voice was firm and strong. “Shall I be allowed to speak?” he said. “O, men of America—“
Kemudian ucapan keras Parson terdengar. “Akankah saya diijinkan untuk bicara?” kata dia. “Hai, orang-orang Amerika---“
The Deputy Sheriff behind Parsons stepped back, leaving the trap clear. The movement interrupted what Parsons was about to say.
Wakil kepala polisi yang ada di belakang Parson mundur, membiarkan perangkap tersebut. Gerak-geriknya mengganggu apa yang akan diucapkan Parson.
“Let me speak, Sheriff Matson,” he said loudly and firmly, and in tones half appealing and half interrogative. Then, his voice rising still higher as though beginning an emphatic speech: “Let the voice people be heard—“
“Biarkan saya berbicara, Sheriff Matson,” ucap dia dengan keras, dan isi ucapanya sedikit memohon dan bertanya. Lalu, ucapannya menjadi lebih keras seolah-olah sedang berpidato: “Biarkan ucapan orang-orang tersebut terdengar---“
The drop fell. It seemed as though Parson’s last word was cut in two by the downward plunge of trap on which he and his companions stood. The four bodies swung in the air. Ten minutes later the doctors formally pronounced life extinct. . . .
Kemerosotan. Terlihat seolah-olah kata-kata terakhir Parson terbagi dua oleh loncatan jebakan ke bawah yang diperjuangkan oleh dia bersama kerabatnya. Empat mayat tersebut terombang-ambing dalam air. Sepuluh menit kemudian, para dokter mengatakan bahwa mereka telah tewas.

No comments:

Post a Comment

Persamaan Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia

Persamaan Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia           Banyak dari kosakata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari...